Pisang batu pun berpotensi sebagai bahan baku seperti dibuktikan oleh Ir Sidik Omar.membuat bioetanol berbahan baku pisang batu. Ide itu muncul lantaran ia terbiasa membikin wine pisang. Maka jadilah ia membuat bioetanol pisang batu berkadar 30-40%. Produksinya memang masih kecil, 2,4 liter per hari dari 1 kg pisang.
Selama ini pisang batu muda paling banter hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku rujak. Pekebun menanam pisang batu lebih memilih untuk memetik daun ketimbang buah. Menurut Omar biaya produksi bioetanol pisang mencapai Rp3.700 per kg. Yang menggembirakan baginya, suku cadang yang dibersihkan dengan bioetanol pisang lebih bagus hasilnya.
'Cat melekat lebih kuat dan warna lebih cerah,' kata ayah 3 anak itu. Pantas bila enam pengusaha suku cadang minta pasokan bioetanol pisang secara rutin. PT Multicamp dan PT Sanwa masing-masing meminta pasokan 500-600 liter per pekan. Tentu saja pria kelahiran 9 September 1955 itu bungah. Oleh karena itu ia tengah membangun pabrik bioetanol. Pada Oktober 2008, pabrik berkapasitas 600 liter berhari beroperasi.
Kreativitas acap muncul justru ketika tekanan begitu berat. Itulah yang terjadi kini. Saat minyak bumi langka sehingga harga kian terkerek, para produsen bahan bakar nabati mengolah beragam limbah: jelantah, sampah, nyamplung, dan pisang batu sebagai sumber energi. Bahan baku tersedia, ramah lingkungan, kinerja mesin membaik, dan yang penting pasar pun terbuka.
Sumber: Trubus
2 komentar:
Selamat Siang,.
Mohon informasinya katalog mesin dan peralatan apa saja yang dibutuhkan serta price list-nya yang lengkap untuk membangun pabrik bioetahnol dengan bahan baku pisang batu.
mohon jawabannya secepatnya, terimakasih.
klo mau rancang pabrik ethanolnya gmn??
alat2 yang dipake apa aj?
klo bs sama rancangan pabriknya gmn yah?
Posting Komentar